Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar dalam sejarah ke-Rasulan telah terbukti mampu menampakkan sisi kemukjizatannya yang luar biasa, bukan hanya eksistensinya yang tidak pernah rapuh dan kalah oleh tantangan zaman, tetapi al-Qur’an selalu mampu membaca setiap detik perkembangan zaman, sehingga membuat kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini sangat absah menjadi referensi kehidupan umat manusia. Karena menurut Rahman al-Qur’an merupakan sebuah dokumen untuk umat manusia sekaligus sebagai petunjuk bagi umat manusia.
Al-Qur’an tidak hanya berbicara tentang moralitas universal kehidupan dan masalah spritualitas, tetapi juga menjadi sumber ilmu pengetahuan manusia yang unik dalam sepanjang kehidupan umat manusia.
Al-Qur’an bagi kaum muslimin adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, Nabi yang ummi melalui perantara Jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun lamanya. Proses penurunan wahyu dalam kurun waktu tersebut dilakukan dengan cara bertahap sesuai dengan kebutuhan sosial masyarakat pada masa Nabi, sehingga terangkum menjadi 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat .
Sebagai firman Allah, Al-Qur’an merefleksikan firman Allah yang memuat pesan-pesan ilahiyah untuk umat manusia. Secara bahasa, Al-Qur’an memang menggunakan bahasa manusia, karena al-Qur’an memang ditujukan kepada umat manusia sehingga harus bisa mengadaptasi bahasa yang menjadi objek dan sasaran al-Qur’an. Aka tetapi, di balik rangkaian ayat-ayat al-Qur’an tersebut, kadang kala pesan substansial dari makna hakiki al-Qur'an tidak nampak secara eksplisit. Para pembaca al-Qur’an masih harus mampu melakukan kerja-kerja penafsiran dengan merujuk kepada kitab-kitab tafsir para ulama secara maksimal untuk menemukan pesan ideal Allah di balik ayat al-Qur’an yang tersurat.
Munculnya berbagai model dan metode penafsiran terhadap al-Qur’an dalam sepanjang sejarah umat Islam merupakan salah satu bentuk upaya membuka dan menyingkap pesan-pesan teks secara optimal sesuai dengan kemampuan dan kondisi sosial sang mufasir. Telah banyak ulama-ulama tafsir yang mencoba menafsirkan Al-Qur'an hingga terciptanya kitab-kitab tafsir sampai saat ini. Baik kitab-kitab tafsir karya ulama-ulama timur tengah hingga kitab tafsir hasil karya ulama local Indonesia, seperti kitab tafsir Qur'an al-Furqan karya A. Hasan yang akan kita bahas ini dan yang lainnya, yang masing-masing mempunyai cirri khas tersendiri. Kekhasan tersebut dapat kita lihat dari bagaimana cara mufassir tersebut menafsirkan dan dengan menggunakan metode apa.
TAFSIR AL-FURQAN adalah salah satu kitab tafsir local karya A. Hasan yang muncul pada abad 20-an. Ada kekhasan tersendiri dalam kitab ini dalam menafsirkan ayat al-Qur'an.
No comments:
Post a Comment