Orang Tua Harus Sarjana
Paling tidak itulah yang dikhawatirkan oleh kalangan kelas menengah berkenaan dengan keluarnya aturan baru oleh Jasa Layanan Masuk Universitas dan College (UCAS) minggu ini.
Tugas UCAS ini adalah menyeleksi mahasiswa untuk masuk ke berbagai universitas.
Di Inggris, hanya badan ini saja yang menentukan, karena mereka tidak menggunakan sistem ujian masuk seperti yang dilakukan di Indonesia.
Nah mulai tahun depan, para siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi akan ditanyai mengenai apakah orang tua mereka juga sarjana.
Kalau orang tua mereka bukan sarjana, maka peluang mereka untuk masuk ke perguruan tinggi akan jadi lebih besar, karena Departemen Pendidikan Inggris menginginkan lebih banyak lagi siswa dari golongan kelas pekerja yang masuk ke perguruan tinggi.
Menurut UCAS ini adalah usaha memperluas kesempatan kepada semua pihak untuk masuk perguruan tinggi.
Pekerjaan orang tua
Selain ditanya apakah orang tua mereka sarjana apa tidak, informasi lain yang juga diperlukan adalah pekerjaan orang tua maupun asal belakang etnis orang tua.
Dulunya, informasi seperti ini tidak dijelaskan sampai seseorang mendapatkan tempat di universitas.
Namun ketentuan baru ini segera mendapatkan kritikan dari beberapa pihak, terutama mereka yang berasal dari kelas menengah.
Tentu saja asumsinya, siswa dari kelas menengah atau atas ini kebanyakan orang tua mereka pasti juga menyelesaikan perguruan tinggi, sehingga mereka bisa naik statusnya.
Mengapa informasi seperti ini diperlukan, tanya mereka. Pat Langham, presiden dari Asosiasi Sekolah-Sekolah perempuan mencontohkan dirinya sendiri.
"Saya adalah orang pertama yang masuk ke perguruan tinggi. Ayah saya polisi dan ibu saya, koki di sekolah. Kalau peraturan ini diterapkan, bukankah ini diskriminasi terhadap anak saya, karena keberhasilan saya bekerja keras selama ini," kata Pat Langham.
Saya adalah orang pertama yang masuk ke perguruan tinggi. Ayah saya polisi dan ibu saya, koki di sekolah. Kalau peraturan ini diterapkan, bukankah ini diskriminasi terhadap anak saya, karena keberhasilan saya bekerja keras selama ini. Pat Langham |
Ditambahkan oleh Pat Langham, ada kemungkinan di masa depan, para pelamar ke universitas ini akan menyembunyikan latar belakang pekerjaan orang tua mereka.
Universitas Oxford, salah satu universitas tertua dan terbaik di Inggris sudah mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan hal tersebut.
Beda universitas dan tidak
Sudah lama menjadi perdebatan apakah universitas memberikan nilai lebih kepada seseorang untuk sukses di lapangan kerja.
Di Inggris, hanya sekitar 40 persen siswa sekolah menengah melanjutkan ke perguruan tinggi. Sisanya langsung terjun mencari kerja, terutama dari kalangan kelas pekerja. Selain karena biaya universitas yang mahal, sistem kerja di Inggris juga memungkinan orang untuk berhasil menapak kerja dari bawah.
Sir Richard Branson, bos kelompok perusahaan Virgin, yang merupakan salah satu contoh mereka yang tidak tamat univeritas namun berhasil.
Baru-baru muncul survei bahwa ada perbedaan tajam antara mereka lulus universitas maupun yang tidak dalam masalah penghasilan selama mereka bekerja.
Penghasilan lulusan universitas berpenghasilan lebih tinggi dibandingkan yang bukan |
Selama ini, mereka yang masuk ke universitas terbaik di negeri ini kebanyakan berasal dari sekolah swasta, yang itu berarti pasti mereka berasal dari keluarga kelas atas.
Sementara anak-anak dari kelas pekerja kebanyakan berasal dari sekolah negeri, yang mutunya tentu saja lebih rendah dibandingkan sekolah swasta.
Sekolah swasta di sini harus membayar, dan bayarannya sangat tinggi, sehingga
banyak tidak terjangkau oleh mereka dari kelas pekerja.
banyak tidak terjangkau oleh mereka dari kelas pekerja.
Pemerintah Inggris terutama bila yang berkuasa adalah Partai Buruh, berusaha keras untuk memperluas kemungkinan mengangkat kelas pekerja.
Apakah dengan menyebut latar belakang pendidikan orang tua akan membantu usaha tersebut sebagai bagian dari rekayasa sosial kata sebagian orang, rasanya masih harus dilihat.
No comments:
Post a Comment